Selasa, 18 November 2008

Bersama Hermawan Kartajaya di Kampung Ilmu Surabaya

Siapa yang tidak kenal tokoh yang satu ini. Hermawan Kartajaya adalah sosok anak negeri ini yang mampu mengangkat derajat bangsa ini di mata dunia melalui marketing. Pada 18 November 20008 Pak Hermawan tepat berulang tahun ke 61 tahun. Yang spesial adalah beliau merayakannya di Kampung Ilmu, jalan Semarang 55. Tujuannya adalah sangat sederhana namun berhati mulia, yaitu menginspirasi orang agar peduli dengan ilmu termasuk di dalamnya buku dan kota Surabaya.Kampung ilmu adalah pusat buku bekas, yang dikelola oleh Pemkot Surabaya di kawasan jalan Semarang, yang memang sejak dulu dikenal sebagai pusat buku bekas. Namun meski sudah dipindahkan ke dalam areal bekas milik PU, masih belum banyak orang yang mau meliriknya. Di Kampung Ilmu sendiri terdapat 84 PKL, yang menjual beraneka ragam buku dengan harga yang sangat terjangkau. selain itu beberapa buku yang sudah langka juga bisa ditemui disini lho, salah satunya adalah majalah Playboy.



Dalam seminarnya, beliau bercerita panjang lebar. Beliau mulai menceritakan kehebatan film Laskar Pelangi, yang mampu menunjukkan persatuan dan semangat orang Indonesia, yang seharusnya lebih banyak orang terinspirasi dan terbakar semangatnya, seperti anak-anak yang sekloah di SD Muhammadiyah pertama di pulau Belitung itu. Melihat cerita Laskar Pelangi Pak Hermawan juga kembali mengingat masa lalunya yang dilaluinya dengan cara yang tidaklah mudah. Beliau ingat ketika harus berpatungan membayar ongkos becak untuk sekadar bisa pergi bersekolah.

Selanjutnya Heramawan bercerita tentang kehebatan pak Dahlan Iskan , CEO Jawa Pos Group. Beliau menceritakan bahwa pak Dahlan Iskan adalah sosok marketer yang visioner. Bagaimana tidak jauh sebelum buku Blue Ocean Strategy ditulis, pak Dahlan Iskhan sudah menjalankannya melalui Harian Pagi Jawa Pos, karena merasa tidak mampu menghadapi persaingan dengan media rakasasa suarabaya saat itu, Surabaya Post, yang terbit sore hari. Namun dengan kegigihan dan kreatifitas yang luar biasa, Harian Pagi Jawa Pos, kemudian mulai diterima oleh orang Surabaya, Jawa Timur dan bahkan sekarang Nasional. Untuk bersaing diskala nasional Jawa Pos mungkin bukanlah Koran terbaik, akan tetapi Jawa Pos memberikan diferensiasi (perbedaan) sehingga membuatnya berbeda, dan berbeda itu menjadi sbuah alat marketing yang sangat efektif. Tidak perlu menjadi yang terbaik, tapi jadilah yang berbeda.

Perbedaan inilah yang akhirnya juga mengantarkan Hermawan Kartajaya menjadi salah satu dari 50 guru besar dunia. Mungkin beliau tidak memiliki gelar yang mentereng, bahasa inggris yang bagus, tapi pemikiran beliau yang mampu menyederhanakan yang rumit menjadikan banyak orang mampu menangkap tentang cara marketing baru seperti yang beliau usung akhir-akhir ini yaitu New Wave Marketing.

Apa itu New Wave Marketing? New Wave Marketing adalah marketing era baru, dimana dunia sudah menjadi datar dan marketing harus dilakukan secara mendatar atau horizontal dan bersifat many to many. Jika sebelum 2008 kita mengenal Legacy Marketing yang merupakan cara marketing secara vertical, dimana para kapitalis dengan mudah menembak customer dari atas melalui cara-cara seperti iklan televise, memberikan komisi yang tinggi kepada salesman., sehinggga tidak sedikit customer yang merasa terbujuk atau tertipu. Tentu hal ini akan sangat menyakitkan customer.

Lebih jelasnya, kita bias melihat pertarungan antara Obama dan Mc Cain. Yang mana Mc Cain mewakili legacy marketing, yang menggunakan propaganda dan iklan yang mengkritik kemampuan Obama , termasuk masa lalunya yang pernah tinggal di Indonesia. Untuk mendapatkan modal kampanya, Mc Cain juga menggunakan cara yang sama, dia meminta kepada orang-orang kaya untuk mendanai kampanyenya. Hal ini berbeda jauh dengan cara Obama. Obama menggunakan internet, sms, turun ke komunitas-komunitas. Begitu juga caranya mendapatkan dana kampanye, Obama menerima berapapun sumbangan yang diberikan oleh setiap orang, yang hasilnya bisa mengalahkan dana kampanye yang dikumpulkan oleh Mc Cain.

Di era legacy marketing banyak orang kecil yang terus meminta pada penguasa, pada orang kaya, selalu mengeluh, selalu iri dan selalu menyalahkan orang yang telah sukses. Tapi di era New Wave seperti ini, orang kecil harus bekerja keras lebih keras 5 kali, harus kreatif 7 kali, harus semangat 9 kali dan jangan pernah menyerah, Jika ingin sukses kita yang tidak punya apa-apa bersyukurlah, karena dengan kerja keras kita bisa berpeluang untuk menjadi orang yang kaya. Jika kita tidak mampu melakukannya seorang diri, maka kita bisa melakukannya dengan kelompok (kelompok yang ingin maju juga tentunya, jangan kelompok yang negative thinking!), dengan berkelompok memudahkan kita sharing berbagai macam pengetahuan, mudah memecahkan berbagai masalah dan akhirnya maju secara bersama-sama.

Terus bekerja keras, berkarya dan berbagi! Niscaya kita akan menjadi lebih baik dan membawa berkah bagi semesta alam.

Semoga bermanfaat!

Febri A Nazuka



0 komentar:

 
© design by nazuka